Penulis: Supeningsih SPd (Kepala Sekolah TK Methodist Pematangsiantar)
Supeningsih SPd terpilih dan lulus sebagai kepala sekolah program sekolah penggerak Angkatan 3. TK Methodist adalah satu-satunya pelaksana sekolah penggerak tingkat PAUD/TK di Kota Pematangsiantar.
Sebagai sekolah penggerak maka secara resmi TK Methodist wajib mengimplementasikan kurikulum merdeka dan mendapat intervensi berupa dukungan pendampingan dari Kemendikbud Ristek selama tiga tahun.
Penguatan Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Penilik, dan Guru melalui program pelatihan dan pendampingan intensif (coaching) one to one dengan Fasilitator SP yang disediakan oleh Kemdikbud.
Oleh karena itu, salah satu program yang dibuat kepala sekolah dalam pengimbasan adalah IHT dan juga membentuk komunitas belajar internal. Peningkatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan sangat diperlukan dalam rangka terwujudnya transformasi pembelajaran murid di satuan pendidikan.
Peningkatan kompetensi tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pelatihan, pendampingan, mentoring, coaching, dan komunitas belajar internal. Kegiatan dalam komunitas belajar harus memiliki tujuan yang jelas dan terukur dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga berdampak kepada hasil belajar peserta didik.
Komunitas belajar juga sebagai wadah para pendidik untuk berkolaborasi dalam memecahkan masalah yang ada dan sebagai sarana berbagi praktik baik, sehingga sesama guru dan tenaga kependidikan saling menginspirasi.
Keberadaan komunitas belajar internal dalam sekolah menjadi sangat penting karena para pendidik dan tenaga kependidikan bisa meningkatkan kompetensinya dalam mewujudkan pembelajaran yang berkualitas.
TK Methodist sudah membentuk komunitas belajar dengan nama GERMASI. GERMASI sendiri singkatan dari Gerakan Bersama Sharing Ilmu.
Harapannya dengan komunitas belajar GERMASI ini ada gerakan yang dilakukan secara bersama-sama antar guru dalam meningkatkan kompetensi dan membudayakan sharing/berbagi ilmu dalam praktik baik antar pendidik sehingga saling menginspirasi.
Komunitas belajar di TK Methodist dibagi menjadi dua, yaitu kelompok TK A dan Kelompok TK B. Dengan adanya pembagian ini maka perencanaan pembelajaran, pemecahan kasus yang terjadi lebih efisien.
Komunitas belajar dalam satuan pendidikan TK Methodist Pematangsiantar sudah berjalan memasuki tahun kedua.

Banyak hal yang sudah kami pelajari dan melihat dampak positif dalam peningkatan kompetensi pendidik maupun dalam pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas dan dalam implementasi kurikulum merdeka PAUD.
Pada tahun pertama pelaksanaan kegiatan komunitas belajar ini dilakukan satu minggu dua kali pada hari Senin dan Jumat, setelah kegiatan belajar mengajar selesai.
Tetapi pada tahun kedua ini kegiatan komunitas belajar dilakukan seminggu sekali setiap hari Senin pukul 12.00 – 13.00 WIB.
Guru membahas permasalahan yang ada, pembuatan modul ajar yang berdiferensiasi, membuat media ajar, asesmen, dan juga berbagi praktik baik.
Untuk mendukung kegiatan komunitas belajar ini maka kepala sekolah memberikan snack dan makan siang.
Tujuan terbentuknya komunitas belajar ini salah satunya adalah peningkatan kompetensi guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik.
Melalui komunitas belajar di sekolah maka kompetensi guru diharapkan meningkat sehingga hasil belajar peserta didik juga meningkat.
Kepala sekolah membentuk komunitas belajar di sekolah dan menjelaskan arti penting sebuah komunitas belajar bagi guru.
Dalam komunitas belajar guru merancang asesmen awal untuk memetakan gaya belajar murid dan kesiapan awal murid selama masa MPLS.
Guru dan kepala sekolah belajar dalam menyusun modul ajar yang berdiferensiasi dalam rangka memenuhi kebutuhan belajar murid yang beragam.
Guru belajar menyusun dan membuat media ajar yang beragam dengan memakai barang-barang produksi pabrik maupun memanfaatkan bahan-bahan alam serta loosepart yang ada di lingkungan sekitar.
Metode tutor sebaya dalam kegiatan komunitas belajar sangat efektif di dalam menyamakan persepsi dan menjembatani ketimpangan pemahaman yang ada.
Saat ini TK Methodist terpilih sebagai pelaksana sekolah penggerak Angkatan 3 dan kepala sekolah serta dua orang guru yang telah mengikuti program pelatihan komite pembelajaran sekolah penggerak melakukan pengimbasan kepada seluruh guru di TK Methodist.
Selain itu, TK Methodist memiliki dua orang guru penggerak sehingga mereka menjadi tutor bagi sesama guru dalam menjelaskan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik dan pembelajaran berdiferensiasi.
Kegiatan dalam komunitas belajar adalah: Merancang modul ajar yang kreatif dan inovatif.
Dalam komunitas belajar guru dan tenaga kependidikan bersama-sama belajar merancang modul ajar yang kreatif dan inovatif dengan mengacu kepada hasil asesmen awal.

Melalui komunitas ini maka guru menyusun modul ajar, kegiatan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan media ajar yang beragam dalam memenuhi kebutuhan peserta didik dan asesmen pembelajaran.
Guru secara bersama-sama membuat media ajar yang akan dipakai dalam satu minggu secara bersama-sama. Mereka mempersiapkan lagu, yel-yel, nyanyian, permainan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Membuat media ajar yang beragam dengan memanfaatkan loosepart. Praktik baik pembuatan media ajar yang mudah dan ekonomis oleh guru dijadwalkan sehingga setiap guru harus mempersiapkan praktik baik dalam pembuatan media ajar yang beragam untuk dibagikan sehingga memperkaya kemampuan dan kreatifitas guru lainnya.
Dalam komunitas ini guru saling berbagi praktik baik dalam pembuatan media ajar yang akan dibuat dalam satu minggu sesuai dengan topik dan tujuan pembelajaran yang telah dibuat.
Dengan demikian guru harus memikirkan dan membuat media ajar sesuai dengan topik dan tujuan belajar yang beragam, sehingga kemampuan guru pun dalam kreatifitas membuat media ajar yang beragam meningkat. []